OPINI, SATUPENA.NET – Kemarau panjang yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia terutama Provinsi Jambi sejak beberapa bulan terakhir telah menimbulkan berbagai dampak serius, terutama dalam sektor kehutanan dan ketersediaan air bersih.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi ini akan berlangsung hingga akhir tahun, dengan intensitas curah hujan yang sangat rendah.
Dari sektor kehutanan, tingginya suhu udara sangat mempengaruhi akan terjadinya potensi kebakaran hutan dan lahan.
Beberapa hari yang lalu, suhu udara di Kota Jambi mencapai 36 derajat Celcius.
“Banyaknya kegiatan penebangan hutan secara liar, praktik pengelolaan hutan yang tidak lestari mengakibatkan suhu udara menjadi lebih tinggi. Tentu pada Kondisi suhu yang ekstrim itu sangat rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan” ujar Padil, Ketua Umum HmI Komisariat Persiapan Kehutanan Universitas Jambi.
Melihat kondisi ini, Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait harus sigap dalam menanggapi problematika yang ada.
“Pemerintah harus memiliki langkah yang solutif dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan juga menyediakan air bersih untuk masyarakat” tegasnya.
Pemerintah, lembaga swasta dan masyarakat harus berkolaborasi untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
“Semua punya peran, semua bisa dan mampu berkontribusi. Mari perkuat sinergi untuk lingkungan Jambi yang lebih baik” kata Padil.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari.